Saturday, April 28, 2018

Bukan Danau Toba, Ini Danau Kastoba yang Mistis di Jatim

Ini Danau Kastoba yang Mistis di Jatim



Infoseputartravel8 - Di Pulau Bawean Jawa timur, ada satu danau yang bernama Kastoba. Tidak kalah cantik dari Toba, danau ini miliki narasi mistis yang buat penasaran. 

Jalan disepanjang Pulau Bawean ini demikian mengasyikkan karna aspalnya yang mulus, sepi serta pemandangannya yang aduhai. Dari mulai persawahan, perbukitan, rimba, pantai, sampai pemukiman asli masyarakat Bawean bisa kita saksikan. 

Tidak juga akan sempat buat jemu meskipun perjalanan menuju Danau Kastoba cukup jauh mesti menelan saat 60 menit dengan perjalanan yang lancar, dapat dipikirkan jauhnya seperti apa. 

Serta sekali lagi lagi tidak ada panduan arah sekalipun untuk menuju Danau Kastoba. Karna memanglah kelihatannya pemerintah Kabupaten Gresik belum juga serius untuk mengatur Bawean jadi tujuan paling utama wisata. Atau mungkin saja terbentur karna status bawean sendiri yang disebut cagar alam. 

Kadang-kadang mesti berhenti tiap-tiap di persimpangan jalan untuk ajukan pertanyaan pada beberapa masyarakat kemana arah Danau Kastoba yang benar, terlebih si mas Kaha jauh ketinggalan dibelakang karna tengah mencari Kapal untuk menuju Tanjung Gaang, tujuan kami setelah itu. 

Pas diujung jalan yang aspalnya mulai menghilang kami setuju untuk berhenti terlebih dulu serta menanti Mas Kaha datang, dari pada kelak kami tersesat lebih jauh. Sesudah sebagian menit Mas Kaha juga datang serta segera mengajak kami menuju Danau Kastoba. 

Serta benar saja jalur menuju Danau Kastoba ini sekalipun tidak tampak, serta nyaris seperti bukanlah tujuan wisata. Parkir sepeda motor juga asal asalan di satu jalur sempit ditengah ladang yang segera bersebelahan dengan jurang yang dalam. 

" Dari sini kita mesti trekking melalui bukit itu sekitaran 20 menit, " Tutur Mas Kaha menunjuk satu jalur yang membelah bukit rimbun dengan pohon-pohon. 

Meskipun tuturnya cuma 20 menit perjalanan menuju Danau Kastoba tidak dapat disebutkan gampang, terlebih untuk kawan kawan yang tidak sering olahraga. Karna jalanan cukup menanjak, keringat juga tidak dapat ditahan untuk tidak jatuh membasahi kening. Tetapi pohon-pohon yang cukup rapat cukup menyembuhkan rasa capek kita waktu itu, angin yang berhembus juga cukup sejuk.  

Jalan serta jalan pada akhirnya dari rerimbunan pohon Danau Kastoba juga memperlihatkan wujudnya. Airnya yang hijau begitu beri kesegaran untuk dilihat. Perbukitan yang mengelilinginya juga begitu rapat dengan pohon-pohon besar. 

Di tepian danau ada satu pondokan kecil yang ada pas di bawah pohon besar nan teduh. Satu kombinasi simpel tetapi berkesan buat pemandangan yang ada makin menarik. Danau Kastoba terlihat masih tetap begitu alami serta asri. Dapat dibuktikan dengan beragamnya satwa yang mendiaminya. Seperti biawak yang berseliweran di bebatuan tepi danau, sampai beberapa ratus kepiting yang seolah tidak terganggu dengan kehadiran kami saat itu. 

Hening, senyap serta sepi sebagian lama duduk termenung di pinggir danau perasaan bila tempat ini Wingit juga mulai menghinggapi. Terlebih saat aku luangkan untuk terlibat perbincangan dengan 2 orang ayah bapak yang terlihat tengah mencari kepiting di pinggir danau. 

" Satu tahun lebih waktu lalu itu ada orang dari Bandung mas, terbenam di dalam sana, " sembari menunjuk pojok peristiwa itu dulu. 

" Kata rekannya yang selamat, saat berenang tiba tiba dengan tidak sadar mereka berada di tengah danau, cocok ingin balik ke tepi seperti berat sekali, pada akhirnya terbenam serta wafat dahulu itu mas " 

" Peristiwa 2 kali mas, tapi saatnya berlainan, serta yang aneh jasadnya tidak diketemukan di sini mas tapi yang satu di sungai serta satu sekali lagi di laut sana " tutur ayah satu menimpali. 

Mendengar narasi itu fikiran ngeri segera menghinggapi serta dengan spontan segera berteriak ke kawan kawanku yang sekali lagi asyik bermain air di pinggir danau supaya tidak berenang sangat ke tengah. 

" Awas ojo renang adoh adoh, Bahayaa! " teriakku pada mereka 

" Ayoo mas turut renang sin, airnya seger! " Ajak Mas Kaha dari kejauhan. 

" Tidak deh mas, sekali lagi lelah! " Sahutku sekali lagi, walau sebenarnya bukanlah karna lelah, tetapi telah terlanjur ngeri memikirkan narasi dari ayah bapak barusan. Memanglah Danau ini indah tetapi aura mistisnya demikian merasa. 

Nyaris satu jam lamanya kami nikmati situasi di Danau Kastoba ini serta sesudah di rasa cukup aku serta kawan kawan beda selekasnya berkemas untuk kembali menelusuri tempat beda di Pulau Bawean. Tetapi sebelumnya beranjak pergi kami luangkan untuk memphoto photo dengan latar belakang danau yang paling akhir kalinya. 

Sesudah bidikan photo satu persatu kawan kawan mulai mengambil langkah meninggalkan tepian danau. Aku jadi yang paling akhir meninggalkan danau karna masih tetap repot membereskan peralatan photografi yang aku bawa. Serta tiba tiba angin berhembus perlahan serta bulu kuduk tiba tiba berdiri. Perasaan telah tidak karuan, aku juga lari menguber kawan kawan. 

Dalam perjalanan turun menuju tempat parkir kendaraan aku bergumam dalam hati bila penangkaran rusa serta danau kastoba ini jadi satu pembuka narasi yang mengasikkan mengenai Pulau Bawean. 

Harapan awalku saat pertama menjejakkan kaki di pulau ini seolah satu persatu dijawab serta memberiku pelajaran lebih mengenai Bawean. Serta demikian halnya dengan tujuan setelah itu, yang kesempatan ini dapat aku tebak juga akan banyak narasi seru nanti.

No comments:

Post a Comment